Jika kau tak mengerti makna,
jangan ajak aku untuk berdua
Kau pasti sibuk mencari apa,
padahal disini aku selalu ada
Jika kau tak pernah bercerita,
jangan salahkan aku untuk tidak tergoda
Kau pasti sibuk untuk merangkai kata,
sedangkan cinta ini untuk siapa?
Jika kau tak tahu arah
mengapa harus aku yang bersalah?
Biarkan sejenak aku merebah,
karenaku lelah mencari kata mengalah
Jika kau tiada mengerti,
jangan paksa aku untuk berbicara
Ajarkanlah aku untuk diam,
dan biarkan semesta menjawab arti kebisuan
Cangkacang
Thursday, August 21, 2014
Friday, May 16, 2014
"Kita"ku bukan "Kita"mu
Tahukah kau saat tetes indahmu membasahiku dan mengurai senyumku, pelukmu dingin, tapi tetapku merindu. Dan saat itu, ku tahu aku telah mengenalmu.. Aku ingin memaksamu tinggal, tapi kau terus mengalir begitu saja melewati lekung senyumku. Aku kehilanganmu untuk kesekian kalinya..
Tahukah kau saat aku melihatmu dan tidak yang lainnya, saat itu aku mulai mengertimu.. Aku hanya perlu membuta dan membiarkan senyummu ada, tapi kau terasa jauh ku rengkuh, jauh dari kata nyata. Aku tak bisa memilikimu..
Tahukah kau saat aku melukiskan "kita", aku tak mengenalmu lagi.. Senyumku menghujan, tanpa sempat bicara "kita" pun pudar dan aku tersadar..
Tahukah kau saat aku melihatmu dan tidak yang lainnya, saat itu aku mulai mengertimu.. Aku hanya perlu membuta dan membiarkan senyummu ada, tapi kau terasa jauh ku rengkuh, jauh dari kata nyata. Aku tak bisa memilikimu..
Tahukah kau saat aku melukiskan "kita", aku tak mengenalmu lagi.. Senyumku menghujan, tanpa sempat bicara "kita" pun pudar dan aku tersadar..
"Kau adalah alasan cintaku untuk kata kepada, tapi ternyata aku mengenalmu dalam kata tiada"
Friday, January 17, 2014
.....
"Aku mencarimu diatas keterbatasan"
Aku sedang berbicara pada harapan yang seolah-seolah takut, takut untuk melihatku mentapnya. Mataku terlalu sayu untuk sebuah senja dan terlalu redup untuk sebuah fajar. Aku rindu dekap malam, tapi bukan dengan senyum bintangnya, melainkan dengan keterasingan. Kukira percuma untuk menatapmu dalam gelap pejamku, jika kau tak benar-benar ada. Kukira tak perlu alasan lagi untuk berhenti mengucap namamu, karena mungkin aku pun tak bisa mendengarnya dari mulutku. Aku tak berlari sayang, terengah engah nafasku karena menunggumu. Tapi aku terlalu lelah, terlalu lelah..
Aku mendengar deras rintik hujan dari atas sini, suaranya jelas seakan aku bisa menyentuh awan kelabunya. Tiapnya menggerai bungkamku dan menjerit. Suara ini jelas, suara ini aku kenali, suara ini aku dengar ketika namamu tersebar dalam fantasiku. Aku tak merindumu, aku merindukan bayangmu dalam malamku. Saat tiap pejamnya menggambarkan keindahanmu.
Tahukah kau aku lelah mengejar perasaanku sendiri? Bahkan akupun terbohongi olehnya. Akupun tak mengerti kenapa aku terus mengejar bayangmu, bukan sosokmu yang dulu selalu mendekapku hangat. Aku tak mengerti alasanku pergi, tapi aku lebih tak mengerti alasanku untuk terus mengejarmu. Terkadang kau tak perlu menulis semua cerita untuk membuatnya indah bukan?
Kau tanya hatiku? hatiku lebih diam daripadaku, dan telah jauh terbang mendahuluiku, bahkan tak bisa lagi ku rengkuh. Sepi sudah menjawab beribu pertanyaanku, aku tak perlu lagi jawaban darimu. Tapi entah jika suatu saat kau menemuiku, aku masih disini menyimpan senyum untukmu. Dan ketika kau genggam tanganku lagi, MAUKAH KAU TERBANG BERSAMAKU?
Subscribe to:
Posts (Atom)