Friday, January 17, 2014

.....


 


"Aku mencarimu diatas keterbatasan"


Aku sedang berbicara pada harapan yang seolah-seolah takut, takut untuk melihatku mentapnya. Mataku terlalu sayu untuk sebuah senja dan terlalu redup untuk sebuah fajar. Aku rindu dekap malam, tapi bukan dengan senyum bintangnya, melainkan dengan keterasingan. Kukira percuma untuk menatapmu dalam gelap pejamku, jika kau tak benar-benar ada. Kukira tak perlu alasan lagi untuk berhenti mengucap namamu, karena mungkin aku pun tak bisa mendengarnya dari mulutku. Aku tak berlari sayang, terengah engah nafasku karena menunggumu. Tapi aku terlalu lelah, terlalu lelah..

Aku mendengar deras rintik hujan dari atas sini, suaranya jelas seakan aku bisa menyentuh awan kelabunya. Tiapnya menggerai bungkamku dan menjerit. Suara ini jelas, suara ini aku kenali, suara ini aku dengar ketika namamu tersebar dalam fantasiku. Aku tak merindumu, aku merindukan bayangmu dalam malamku. Saat tiap pejamnya menggambarkan keindahanmu.

Tahukah kau aku lelah mengejar perasaanku sendiri? Bahkan akupun terbohongi olehnya. Akupun tak mengerti kenapa aku terus mengejar bayangmu, bukan sosokmu yang dulu selalu mendekapku hangat. Aku tak mengerti alasanku pergi, tapi aku lebih tak mengerti alasanku untuk terus mengejarmu. Terkadang kau tak perlu menulis semua cerita untuk membuatnya indah bukan? 

Kau tanya hatiku? hatiku lebih diam daripadaku, dan telah jauh terbang mendahuluiku, bahkan tak bisa lagi ku rengkuh. Sepi sudah menjawab beribu pertanyaanku, aku tak perlu lagi jawaban darimu. Tapi entah jika suatu saat kau menemuiku, aku masih disini menyimpan senyum untukmu. Dan ketika kau genggam tanganku lagi, MAUKAH KAU TERBANG BERSAMAKU?