Friday, August 9, 2013

Aku, Kamu, dan Perasaan Kita


"Ada saat dimana kita saling menatap dan ada saat dimana kita meratap"


Pernah aku tak mengerti tentang perasaan yang seharusnya diungkapkan tapi memilih untuk bungkam dan bersembunyi dibalik bayang bayang keraguan. Perasaan yang seharusnya aku bisa nyanyikan dalam beberapa nada tapi hanya kutulis dalam lembaran kertas, kubuang dan kutulis lagi, lalu kubuang lagi dan kutulis lagi, begitu seturusnya sampai aku malas untuk menulisnya lagi.

"KAU ANGGAP PERASAAN INI SAMPAH!!!", suara jerit bisu yang membuatku berhenti untuk menulis, menulis sebuah rasa yang selama ini hanya coretan tak beraturan. Ya, ternyata aku tak menulis sebuah cerita tentang indahnya saat aku bersamamu. Tetapi yang kutulis hanyalah garis hampa yang tak berujung dan berputar putar, terus begitu seperti sebuah siklus. Kupikir aku telah menulis sebuah prolog dari cerita kita, tapi yang yang kudapati hanyalah aku yang bertanya pada diriku "Sampai kapan kau akan membohongiku?".

"MAAF..."

Aku memang bukan manusia. Aku hanyalah sisa sisa hina yang Tuhan ikhlaskan untuk hidup.  Ini bukan salahmu yang menginginkan pagi dan aku yang lebih memelih untuk singgah lebih lama pada malam. Ini hanya kita dan perasaan kita masing masing. Dan aku sadar, aku bukan terjebak padamu dan semua rasa yang kau beri. Tetapi aku terjebak dalam perasaanku sendiri.. 

Maafkan aku..

No comments:

Post a Comment